Sepuluh Destinasi Wisata Populer Great Jakarta


Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia dikenal sebagai kota metropolitan super sibuk dengan aktifitas warganya. Pembauran berbagai macam budaya, suku bangsa dan bahasa menjadikan Jakarta sebagai kampung besar dengan satu tipikal gaya kekinian. Namun ditengah kebisingan pembangunan Ibu Kota Negara, Jakarta ternyata mempunyai banyak peninggalan sejarah, budaya dan atraksi wisata menarik.



Destinasi pertama, dimulai dari Jakarta Utara terdapat kampung Tugu. Terletak di kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Letak kampung tersebut sekitar empat kilometer dari Pelabuhan Tanjung Priok. Saat ini wilayah Kampung Tugu dikelilingi sejumlah bangunan Industri. Yang menarik disini masih terdapat keturunan Portugis sebagai pendududuk yang pertama kali mendiami kampung Tugu. Setelah Batavia jatuh ketangan VOC tahun 1619, maka orang-orang Portugis yang merupakan tahanan VOC, memerdekakan diri dan mulai bermukim di kampung Tugu. Dahulu kampung Tugu jauh dari keramaian. Maka orang-orang Portugis sering menghibur diri dengan bermain alat musik. Ukulele, bass dan biola menjadi alat musik yang paling sering dimainkan. Karena mengeluarkan bunyi seperti; "crong,..crong,..crong..." maka oleh penduduk setempat musik tersebut dinamakan keroncong. Hingga saat ini masih ada beberapa keturunan orang Portugis yang masih tinggal di kampung Tugu. Tidak ada perbedaan fisik secara mencolok hanya postur orang keturunan Portugis lebih besar dan tinggi. Mereka pada umumnya mempunyai suara merdu serta pandai bernyanyi. Di kampung Tugu ada gereja Protestan tertua dari tahun  1748. Gereja ini masih dipergunakan untuk beribadah hingga saat ini. Ada satu tradisi untuk menyambut tahun baru di kampung Tugu. Yaitu tradisi mandi-mandi. Tradisi ini dilakukan 15 hari setelah tahun baru nasional tiba. Tradisi mandi-mandi mengandung arti menyucikan diri dengan saling memaafkan semua kesalahan di tahun yang sudah berlalu untuk menyambut tahun yang akan datang. Prosesi mandi-mandi terbuka untuk umum dengan mengoleskan bedak dingin kemuka  hadirin atau siapa saja yang ada di sekitar lokasi mandi-mandi.


Wisata Kampung Tugu

Destinasi kedua, masih di kawasan Jakarta Utara ada menara Syahbandar. Menara Syahbandar terletak di jalan Pakin dan jalan Pasar Ikan Sunda Kelapa Jakarta Utara. Jejak peninggalan bangsa pelaut terlihat pada  Menara Syahbandar yang dibangun pada tahun 1839. Berfungsi sebagai pemantau sekaligus kantor pabean yang memungut pajak kapal-kapal yang hilir mudik keluar masuk kota Batavia melalui pelabuhan Sunda Kelapa saat VOC berkuasa. Di atas menara ada pos pantau yang digunakan petugas untuk memantau situasi lintas pelayaran pada saat itu. Karena menara ini dibangun diatas tanah rawa dan berada dipinggir jalan raya yang kerap dilalui kendaraan berat, maka seiring berjalannya waktu menara ini menjadi miring posisinya. Saat ini menara Syahbandar dapat dikunjungi serta terdapat beberapa benda peninggalan jaman dahulu seperti teropong bintang, lampu mercusuar, dan peralatan kelautan yang digunakan nenek moyang untuk mengarungi lautan pada waktu lampau.


Menara Syahbandar

Destinasi ketiga, di pesisir Jakarta Utara adalah Pelabuhan Sunda Kelapa. Lokasinya berada di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Pada masanya di abad ke - 5,  pelabuhan ini menjadi yang tersibuk dengan kegiatan bongkar muat perahu dan kapal yang hilir mudik datang dan pergi tanpa jeda. Saat itu menjadi penghubung antara Batavia dengan pulau jawa dan luar pulau Jawa. Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi gerbang perniagaan dengan banyaknya kapal besar yang bersandar. Saat ini pelabuhan Sunda Kelapa masih aktif dengan berbagai kegiatannya dan menarik untuk dikunjungi sebagai destinasi wisata. Pengunjung dapat datang dan melihat wujud kapal kayu besar atau dapat menyewa perahu kecil untuk mengelilingi kapal-kapal besar yang bersandar. Pemandangan indah terlihat menjelang senja. Bagi penikmat senja silahkan datang sore hari dan siluet senja akan hadir menyapa. 

Pelabuhan Sunda Kelapa

Destinasi keempat, adalah Taman Wisata Alam Mangrove. Lokasinya di Kapuk Muara, Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara. Akses menuju ketempat ini yang paling mudah adalah menggunakan bus Transjakarta. Naiklah bus Transjakarta tujuan halte Monas dan lanjut naik feeder busway menuju Pantai Indah Kapuk kemudian turun didepan Yayasan Buddha Tzu Chi. Taman wisata Angke ini terletak persis didepannya. Harga tiket masuk Rp.25.000 untuk dewasa dan Rp.10.000 untuk anak-anak. Peraturan yang harus dipatuhi adalah hanya boleh berswafoto atau mengambil gambar dengan kamera handphone saja. Apabila menggunakan kamera selain itu akan dikenakan biaya Rp.1.000.000. Begitu masuk kita akan disambut jalan yang terbuat dari bambu sebagai petunjuk jika kita ingin berkeliling saja. Adapun fasilitas yang tersedia didalamnya selain tanaman pepohonan hutan bakau, kita dapat mendengar riuh rendahnyanya suara kicau burung dari pepohonan, sesekali hewan biawak melintas dan banyak spot foto yang instagramable. Spot foto yang cukup terkenal dan instagramable adalah deretan rumah kayu diatas rawa, rumah dengan ornamen payung dan rumah dengan ornamen balon. Selain itu ada rumah model flying fox dan rumah panggung. Fasilitas lainnya tersedia rumah tenda yang bisa digunakan untuk menginap dan bisa dihuni dua orang. Disamping itu tersedia boat dan kano yang dapat kita sewa untuk mengelilingi danau dan melihat rimbunnya bakau. Jika kita hanya sekedar melepas penat hanya dengan berjalan kaki dan olahraga kecil berkeliling hutan mangrove sudah cukup membuat pikiran rileks serta tubuh bugar kembali.




Destinasi kelima, adalah Kawasan Kota Tua Jakarta Barat. Lokasinya jalan Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat. Ini adalah bangunan tempat pemerintahan VOC Belanda pada saat menguasai Batavia. Saat ini difungsikan menjadi beberapa museum diantaranya; museum Kesejarahan Jakarta, museum Wayang dan museum Keramik. Gedung Museum Kesejarahan Jakarta nama lainnya Museum Fatahillah yang ternyata "kembaran" Istana Dam di Amsterdam Belanda. Dihalaman depan museum Fatahillah ada sebuah batu "Amsterdam". Batu ini berupa kumpulan teghel asli dari kota Amsterdam yang diletakkan disini untuk mengenang keberadaan VOC Belanda selama memerintah di Batavia. Sebaliknya, di gedung istana Dam kota  Amsterdam terdapat pula kumpulan teghel dari Batavia yang diletakkan untuk mengenang tanah Batavia sebagai jajahan Belanda. Menurut kepercayaan, apabila ketika berkunjung ke museum Fatahillah kaki kita sudah menginjak batu tersebut, maka separuh diri kita sudah berada di kota Amsterdam. Ketika masuk kedalam museum akan banyak dijumpai koleksi peninggalan pemerintahan Belanda. Mulai dari lukisan, mebel,patung, miniatur sampai ruang bawah tanah. Dari sudut jendela lantai dua, kita dapat saksikan pelataran tempat eksekusi beserta tiang gantungannya. Konon para pemberontak akan dieksekusi serta disaksikan para petinggi VOC dari lantai dua gedung ini.




Destinasi keenam, masuk ketengah kota Jakarta, yaitu Monumen Nasional atau lebih dikenal dengan Monas. Lokasinya di jalan Medan Merdeka, Gambir, Jakarta Pusat. Merupakan tugu peringatan kegigihan rakyat Indonesia melawan penjajahan. Dibangun tahun 1961 dan resmi dibuka pada tahun 1975. Monas dengan tugu emasnya menjadi icon kebanggaan rakyat Indonesia serta menjadi ciri khas Kota Jakarta. Pada akhir pekan menjadi tempat wisata yang ramai dikunjungi. Berbagai macam kegiatan dapat dilakukan disekitarnya mulai dari olahraga, bersepeda, jalan santai sampai naik ke puncak Monas menggunakan lift. Dari puncak atas kita dapat melihat wajah ibu kota dari berbagai sudut dibantu teleskop. Didalam Monas terdapat museum yang menampilkan diaroma sejarah Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan.





Destinasi ketujuh, lapangan Banteng Jakarta. Lokasinya di jalan Sawah Besar, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Dengan luas 5,2 hektar didalamnya terdapat patung Pembebasan Irian Barat. Dinamakan lapangan Banteng karena konon tempat ini jaman dahulu banyak satwa liar yang lalu lalang salah satunya adalah banteng. Sedangkan penamaan patung Pembebasan Irian Barat tidak lepas dari sejarah Trikora yaitu Tri Komando Rakyat untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda. Patung ini mengilustrasikan seseorang sudah bebas merdeka dari rantai dan borgol yang membelenggunya. Lapangan Banteng kini sudah direvitalisasi. Terdapat taman nan asri dengan pepohonan nan rindang serta amphiteater untuk seni dan pertunjukan budaya luar ruang. Selain itu terdapat atraksi air mancur menari setiap akhir pekan jam 19.00 wib. 


Destinasi kedelapan, Gereja Katolik Katedral. Lokasinya jalan Katedral No.7B, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Gereja dengan nama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga selesai dibangun tahun 1901. Bangunan dengan arsitektur neo-ghotik dari Eropa menjadi destinasi wisata bagi wisatawan pengagum arsitektur bangunan kuno bersejarah. Ditengah kegiatan gereja melakukan ibadah keagamaan, para pengunjung diperbolehkan melihat eksterior maupun interior gereja sepanjang tidak mengganggu kegiatan ibadah yang sedang berlangsung. Gereja Katedral termasuk bangunan cagar budaya yang dilindungi. Interior gereja didominasi pintu besar dan tinggi serta atap parket yang kokoh dan kuat. Sekeliling jendela gereja dihiasi dengan lukisan peristiwa jalan salib Yesus Kristus.



Destinasi kesembilan, Setu Babakan Jagakarasa terletak di Jakarta Selatan. Lokasinya 5 km dari Ragunan, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tempat ini ditetapkan sebagai pusat perkampungan budaya Betawi Jakarta. Awal mulanya berupa danau dan dipinggirnya sering ada pertunjukkan kesenian budaya khas Betawi. Saat ini dibangun sebuah gedung serbaguna dengan sarana amphiteater, model rumah Betawi dan museum Betawi. Atraksi budaya Betawi sering dilakukan di amphiteater seperti ondel-ondel, gambang kromo, tanjidor serta pencak silat. Atraksi lainnya adalah pembuatan batik Betawi dan makanan khas Betawi seperti kerak telor. Sepanjang pinggir danau, banyak kuliner langka Betawi dijajakan seperti; gabus pucung, dodol Betawi, bir pletok, sayur babanci dan masih banyak lagi.




Destinasi kesepuluh, Benteng Martello terletak di pulau Kelor Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta. Akses paling mudah jika berangkat dari Dermaga Muara Kamal. Dari dermaga, pulau Kelor bisa dicapai naik perahu motor selama 45 menit. Kepulauan seribu khususnya pulau Kelor menjadi destinasi wisata penduduk Jakarta dan sekitarnya bila akhir pekan tiba. Dinamakan Kelor karena luas areanya “hanya selebar” daun kelor atau setara 28 hektar. Terdapat sisa Benteng pertahanan Martello peninggalan Belanda untuk menghadapi kepungan tentara Portugis abad ke 17. Benteng yang terbuat dari susunan batu merah ini sering digunakan sebagai spot foto bagi pengunjung. Benteng Martello dikelilingi delapan buah jendela besar yang dahulu menjadi tempat peluncuran meriam untuk menghalau datangnya musuh dari arah laut. Menurut petunjuk tertulis dipapan informasi, benteng Martello dibangun tahun 1850. Benteng ini sempat terkena letusan Gunung Krakatau sehingga terdapat beberapa bagian bangunan yang rusak. Selain sebagai benteng pertahanan, di pulau Kelor dijadikan tempat eksekusi tahanan Belanda. Mayatnya banyak yang dikubur disini. Sehingga oleh pemerintah Hindia Belanda disebut pulau Kerkhof yang artinya kuburan. Oleh penduduk setempat nama tersebut dilafalkan menjadi Kelor. Kesan yang didapat jika berkunjung kesini serasa masuk ke lorong waktu masa lalu.


Nah demikian lah daftar destinasi di wilayah DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu yang dapat menjadi tujuan jika ingin berwisata keliling kota. Bagaimana...siap untuk menjelajah...





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Patekoan di Pantjoran Tea House

Booking Kamar Hotel Dapat Reward ????

Jenis Sneakers dilihat dari berbagai sudut pandang