Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019
Jakarta  - Kompetisi menulis detikTravel dan tiket.com dengan hadiah jalan-jalan ke Korea Selatan, meledak animonya. Pemenangnya pun kita tambah jadi 3 orang. Mantuls! detikTravel berkomitmen untuk selalu menggelar kompetisi reguler secara periodik dengan hadiah menarik untuk para pembaca setia dan juga anggota komunitas travel blogger detikTravel yang disebut d'Traveler. Bersama  tiket.com,  detikTravel menggelar tiket.com d'Traveler Goes to Korea. Ini adalah lomba menulis sepanjang bulan Februari 2019 dan berhadiah liburan gratis ke Korea Selatan. Lomba dibuka untuk umum dan semua peserta menulis cerita liburan ke destinasi unik dengan pengalaman menggunakan tiket.com untuk mencapainya. Animonya, pecah banget! Redaksi menerima ratusan artikel kiriman  pembaca . Tentu semua itu harus dikurasi betul-betul dan hanya artikel terbaik yang layak dipublikasikan di laman detikTravel. Karena antusias pembaca untuk mengirim artikel sangat besar, yang tadinya diumumkan

Wisata alam unik Coban Talun, dari perkampungan Indian sampai Goa Jepang

Gambar
Akhir pekan di penghujung bulan Januari lalu, saya dan teman berencana melakukan perjalanan wisata ke Kota Batu Malang. Tujuan utama mengunjungi destinasi wisata Coban Talun. Petunjuk arah Coban Talun Kawasan wisata Coban Talun berada di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Untuk masuk ke Coban Talun kita hanya dikenakan biaya Rp.10.000., per pengunjung. Coban Talun berupa areal hutan pinus yang terbagi menjadi beberapa arena dengan spot foto yang instagramable.Untuk masuk ke setiap arena dikenakan biaya sebesar Rp.5000., per orang. Gerbang Pagupon Yang pertama adalah Apache Camp. Arena ini seperti perkampungan Indian yang terinspirasi dari suku Apache. Terdapat beberapa bangunan ala tenda Apache berukuran 4 x 4 meter yang bisa disewakan untuk menginap.Selain itu terdapat berbagai macam pernak pernik khas suku Indian yang dapat dijakdikan latar belakang berswafoto Pagupon atau rimah burung merpati Arena kedua adalah Pagupon Camp. Ini adalah

Ayo telusuri jejak sejarah dibalik gemerlap Malioboro

Gambar
...Terhanyut aku akan nostalgi, saat kita sering luangkan waktu, nikmati bersama.. suasana Yogya...Jika mengingat lirik lagu ini semua terbayang dengan suasana kota Yogyakarta yang damai dan tenang. Sudut Jalan Malioboro Akhir pekan di penghujung bulan Februari lalu, saya dan teman melakukan perjalanan ke Kota Yogyakarta untuk menyelesaikan urusan pekerjaan. Rencananya setelah itu, kami hanya ingin menikmati suasana Yogyakarta menjelang senja dengan menyusuri wisata sejarah yang ada disepanjang Malioboro. Senja di langit Malioboro Dimulai dari stasiun kereta api Tugu Yogyakarta. Bangunan ini termasuk kedalam cagar budaya yang dikelola PT. KAI. Menurut sejarah,  Stasiun Tugu dibangun oleh pemerintah Belanda tahun 1887 dengan rute Yogyakarta - Cilacap. Secara arsitektur, bangunan berstruktur dinding tanpa atap hanya dinaungi tiang tiang yang terbuat dari baja. Dengan bukaan pintu dan jendela yang besar, ciri art deco bangunan abad 19 semakin terlihat. Stasiun Tu

Ayoo berpetualang ke Menara Syahbandar

Gambar
Indonesia dengan duapertiga terdiri dari perairan adalah negara kepulauan. Tidak heran jika nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut tangguh yang menguasai dunia pelayaran. Menara Syahbandar Ketertarikan kami mengunjungi menara ini karena kabarnya gedung menara ini dalam posisi miring. Jejak peninggalan bangsa pelaut terlihat pada  Menara syahbandar yang dibangun pada tahun 1839.Menara Syahbandar terletak di Jl. Pakin Pasar Ikan Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta Utara. Dahulu menara ini disebut Uitkijk Post yang berfungsi sebagai menara pemantau sekaligus kantor pabean yang memungut pajak kapal-kapal yang hilir mudik keluar masuk kota Batavia melalui pelabuhan Sunda Kelapa saat VOC berkuasa. Diatas menara ada pos pantau yang digunakan petugas untuk memantau situasi lintas pelayaran pada saat itu. Karena menara ini dibangun diatas tanah rawa dan berada dipinggir jalan raya yang kerap dilalui kendaraan berat, maka seiring berjalannya waktu menara ini menjadi miring posisinya.

Museum Angkut, dari mobil kuno sampai tembok Berlin

Gambar
Kota Batu tidak hanya terkenal dengan destinasi petik Apel.Terdapat museum Angkut yang memamerkan berbagai macam alat transportasi dari seluruh dunia. Kabarnya museum ini terbesar se Asia. Museum Angkut Akhir tahun lalu saya bersama teman memutuskan mengunjungi sahabat dekat dan traveling ke Malang, Jawa Timur. Tujuan utama adalah berkunjung ke Museum Angkut yang terkenal ke seantero negeri. Museum Angkut terletak terletak  20 km dari kota Malang tepatnya di JL. Terusan Sultan Agung, Kota Batu, Jawa Timur. Akses ke sini bisa menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Museum yang terletak dikawasan seluas kurang lebih 4 hektare, menyajikan konsep wisata mengenai sejarah berbagai jenis transportasi berikut wujud transportasi aslinya. Kabarnya juga museum ini menjadi yang terbesar di Asia. Inilah yang membuat Museum Angkut menjadi unik dan menarik untuk dikunjungi. Jam buka museum Angkut adalah pukul 12.00 wib sampai dengan 20.00 wib. Harga tiket masuk yang diterapka